AwasiNews.com, Bengkulu - Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bengkulu yakni Suharto, Selasa pagi (23/02/2021) menggelar Inspeksi Mendadak (Sidak) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Kota Bengkulu.Kunjungan secara mendadak tersebut dilakukan sebagai bentuk pengawasan terhadap penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) saat pembelajaran tatap muka.
“Mengingat anak anak sekolah ini mau menghadapi ujian, makanya saya menyarankan kepada kepala sekolah maupun jajaran, kiranya bisa memberikan pembelajar langsung dengan tetap mematuhi aturan yang ada,” ujar Suharto.
Ia menegaskan, dengan diberlakukan kembali pembelajaran tatap muka, sambung Suharto, pihak Sekolah diminta untuk tetap menerapkan pola hidup sehat, dengan mematuhi prokes yang ada, agar yang bersangkutan terhindar dari penyebaran covid-19 yang saat ini masih berlangsung.
“Mengingat masa pandemi masih berlangsung, dengan pola tatap muka semua siswa siswi ataupun dewan guru diharapakan untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah, ” Jelas Suharto.
Tak hanya itu Sampai Suharto, meskipun masih dalam suasana pandemi, akan tetapi para siswa maupun siswi yang ada tetap fokus dan semangat pada saat pembelajaran.
“Enggak ada masalah, meskipun dalam suasana yang cukup menyedihkan yakni dengan kondisi yang kurang baik. Namun anak anak tetap semangat dalam mengikuti pelajaran,” ungkapnya.
Sementara itu, di selah selah sidak dirinya menemukan beberapa bangunan gedung sekolah yang sudah sedikit rusak. Hal itu jelas memancing reaksi Fraksi Partai Gerindra untuk segera memperjuangkannya.
“Insya allah akan kita perjuangkan. Dan mudah mudahan gedung yang rusak segera direnovasi, hingga anak anak dapat belajar dengan baik tanpa resiko yang dapat membahayakan mereka,” tegas Suharto.
Terpisah Kepala Sekolah SMA 5 Kota Bengkulu Bermansyah menuturkan, pihaknya sangat senang dengan ada kunjungan dari wakil rakyat ini. Sehingga beliau bisa melihat langsung kondisi sekolah yang sebenarnya.
“Kami dari pihak sekolah dan komite sudah berusaha maksimal, cuma kita kan keterbatasan dana dan sebagainya. Dari 25 ruang belajar baru 30 persen yang direnovasi,” tandasnya.
Tidak ada komentar